✔ Membuat Kemerdekaan Dalam Pendidikan

Menciptakan Kemerdekaan Dalam Pendidikan ✔ Menciptakan Kemerdekaan Dalam Pendidikan
Membangun kemerdekaan pendidikan dan pembelajaran menuntut guru untuk memahami karakteristik setiap penerima didik.

Pendidikan kita hari ini dengan segala infrastruktur yang tersedia justru dilema moralitas menjadi semakin memprihatinkan kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap murid, maupun sebaliknya, murid terhadap guru, menjadi pemandangan keseharian hampir di banyak sekali daerah.

Demikian juga dengan fenomena tawuran atau perkelahian antar pelajar seakan menjadi ekstra Kurikuler bagi pada anak didik Peristiwa demi kejadian memprihatinkan ini, semakin hari bukan semakin berkurang, namun semakin bertambah.

Padahal, Jumlah sekolah semenjak jaman kemerdekaan, sampai sekarang jumlahnya jauh semakin banyak. Jumlah SD sekarang sebanyak 26119000 Sekolah Menengah sebanyak 9901000 dan Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 1735000 Semakin banyak sekolah yang seharusnya mencerminkan semakin baiknya moralitas publik, justru yang terjadi sebaliknya.

Esensi pendidikan ialah mempersiapkan penerima didik semoga siap menghadapi masa depan yang tidak belum mereka perhitungkan dan membutuhkan mereka untuk menyesuaikan diri terhadap banyak sekali kemungkinan yang akan mereka temui dimasa mendatang.

Dalam proses pembelajaran, masih terjadi adanya doktrinasi dalam setiap materi pelajaran. Kegiatan berguru lebih banyak berkutat pada tingkat berpikir minimal, guru sekedar menyuruh sekaligus melarang anak didiknya tanpa memberi kesempatan untuk berguru mandiri.

Paradigma pembelajaran yang ada ketika ini masih cenderung mengimpor pengetahuan dari luar dirinya. Akibatnya pengembangan potensi kemampuan daya kecerdikan dan kreativitas mengalami kemandegan, tidak membuat kemerdekaan berpikir bagi penerima didik.

Berdasar epistemologinya, pendidikan dikaitkan dengan masalah kurikulum, terutama dalam hal penyusunan dasar-dasar kurikulum termasuk di dalamnya terkaitan metode pembelajaran yang digunakan, dan segala proses keilmuan yang ada di dalam forum pendidikan Pendidikan hendaknya bisa membuat insan yang senantiasa mempelajari dirinya sendiri dari wujud materi, psikologi, dan rohaninya.

Pendidikan yang ada ketika ini bukan pendidikan melainkan jual beli pengetahuan. Pengetahuan itu bahan. Ilmu ialah cara memasak bahan. Pendidikan dan pembelajaran yang terjadi di sekolah hanya menunjukkan bahannya saja. Peserta didik tidak dilatih untuk mendapat ilmu Sehingga yang terjadi ialah tidak ada yang namanya pendidikan, tapi jual beli pengetahuan.

Padahal pendidikan merupakan solusi utama menghasilkan generasi penerus yang merdeka secara jiwa dan raga. Seorang pendidik harus merasa merdeka batin dan pikirannya sebelum menunjukkan pendidikan dan pembelajaran yang memerdekakan penerima didiknya.

Makna kemerdekaan pendidikan dan pembelajaran bagi seorang pendidik yaitu pendidik bagaimana sanggup membuat ruang gerak yang bebas bagi muridnya untuk mengeskplorasi pengalaman belajarnya tanpa terbelenggu oleh tuntutan kurikulum.

Pendidik yang terpaku pada kurikulum dan muatan materi dalam buku teks hanya akan membunuh daya pikir siswa. Muatan materi biologi dalam kurikulum bukanlah tujuan dari pendidikan dan pembelajaran. Namun, bagaimana muatan materi biologi tersebut menjadi alat untuk sanggup menunjukkan pengalaman berguru bagi penerima didik.

Membangun kemerdekaan pendidikan dan pembelajaran menuntut guru untuk memahami karakteristik setiap penerima didik dan menyadari sepenuhnya bahwa penerima didik merupakan subjek dalam proses pendidikan dan pembelajaran Sehingga dalam mendesain pengalaman belajar, pendidik fokus pada nilai-nilai apa yang sanggup diinternalisasi penerima didik sebagai pengalaman batin dan rekonstruksi pengetahuan apa yang sanggup dibangun oleh peserta
didik.

Bukan hanya guru saja yang harus merdeka batin dan pikiran, siswa yang dididikpun juga harus merdeka. Kemerdekaan yang dimiliki oleh guru harus bisa membangun kemerdekaan untuk siswanya Kemerdekaan batin tersebut sanggup dipakai untuk membangun kecerdasan IESAAC.

Kecerdasaan ISAAC ialah kepanjangan dari Intelegensi Emosional, Spiritual, Affirmative Assertive, dan Creative quotient. Dengan rasa merdeka dalam diri siswa, mereka akan lebih gampang untuk mengkonstruk banyak sekali gosip yang didapat dalam kehidupan dan menyebabkan ia sebagai suatu ilmu pengetahuan.

Selama ini banyak siswa dan mahasiswa yang belum mempunyai kemerdekaan batin. Batin dan pikiran mereka masih terbelenggu dengan satu tujuan dan kekhawatiran akan masa depan, sehingga mereka tidak sanggup berbagi potensi kecerdasan IESAAC yang ada di
dalam diri.

Mereka akan cenderung lebih focus pada salah satu hal yang dianggap penting dan potensial untuk masa depannya. Padahal, di dunia ini tidak ada satupun yang sanggup menjamin masa depan. Sebagai contoh, siswa SD sampai Sekolah Menengan Atas dihantui dengan rasa takut yang berlebihan akan adanya Ujian Nasional. Oleh karenanya, mereka akan lebih fokus pada salah satu
pada kecerdasan yang dimiliki, yaitu kecerdasan intelegensi saja.

Sementara untuk kecerdasan yang lain seolah menjadi tidak penting untuk dikembangkan kemerdekaan batin dalam diri seseorang sanggup muncul dengan sendiri sebab kesadaran yang dimiliki oleh individu tersebut dengan melihat dan membaca realita yang ada di masyarakat tempat tinggalnya. Akan tetapi kemerdekaan batin ini juga sanggup diperoleh melalui proteksi orang lain, contohnya melalui guru yang mendidiknya. Disinilah tugas pendidik yang sesungguhnya guruharus sanggup meminimalisir proses penjajahan batin siswanya semoga dalam proses pengembangan kecerdasan ISAAC sanggup lebih mudah.

Belum ada Komentar untuk "✔ Membuat Kemerdekaan Dalam Pendidikan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel